Untuk sampai ke Desa Wates Jaya, Cigombong Bogor ini, kita memang akan melalui jalan kecil yang hanya muat satu mobil.
Ada sedikit tanjakan, turunan, dan tikungan cukup tajam yang mesti dilewati, namun menyuguhkan pemandangan indah di sisi kiri.

Begitu memasuki desa di hulu Sungai Cisadane tak jauh dari Lido ini, yang langsung terasa adalah kesederhanaan dan ketenangannya.
Juga kesegaran serta kesejukan udara dan airnya, keindahan alam khas pedesaan, pun keramah-tamahan penduduk yang masih kental berbahasa Sunda.
Sepertinya Desa Wisata Lengkong ini sangat cocok bagi mereka yang penat dengan hiruk pikuk kehidupan kota, dan ingin mengalami suasana kehidupan tenang yang menentramkan hati ala pedesaan Jawa Barat.
Apalagi letaknya juga tidak jauh dari Jakarta. Terutama dengan adanya tol Bocimi yang membuat perjalanan menjadi lebih mudah dan lebih singkat.
Begitu tiba di desa, pengunjung bisa menikmati hangatnya welcome drink yang cukup unik namun menyegarkan, yaitu teh herba kumis kucing bercampur kapolaga.

Menurut buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia karangan Dr. Setiawan Dalimartha, kumis kucing memang bisa diseduh dan disajikan sebagai teh. Khasiatnya diantaranya yaitu sebagai antiradang, diuretik, dan menghancurkan batu saluran kencing.
Sedangkan kapolaga membantu mengatasi masalah pencernaan dan merupakan stimulan ringan.
Sebagai tanaman obat, kumis kucing bisa digunakan untuk mengobati infeksi ginjal, infeksi kandung kencing, kencing batu, diabetes, hipertensi, dan rematik gout. Jadi selain nikmat, tehnya juga penuh khasiat.
Berbagai atraksi menarik
Kampung Lengkong, Desa Wates Jaya ini juga memiliki beberapa atraksi wisata yang menarik, seperti tubing, yaitu mengikuti aliran sungai Cisadane menaiki ban dengan mengenakan helm dan pelampung sebagai pengaman.

Bagi yang tak mau basah, bisa juga berselfie ria di tepian sungai, pemandangan sungainya cukup instagramable, begitu juga pemandangan sawah di dekatnya yang menjadi ilustrasi tulisan ini.

Ada juga curug yang bisa dikunjungi hanya dengan berjalan kaki dalam waktu 15-30 menit, trekking sepeda, dan camping ground. Tersedia juga wisata edukasi bagi anak-anak yang ingin belajar menanam padi hingga panen.

Saat ini memang pengunjung Desa Wisata Wates Jaya belum banyak, namun para pengurus desa wisata tak pernah berhenti membenahi kampungnya.
Apalagi kini dengan adanya pendampingan dari program studi Hospitality dan Pariwisata Institut Stiami Jakarta, diharapkan progres yang bisa dicapai akan semakin cepat.
Dengan pendampingan, penduduk diajak untuk mengelola sampah dengan baik, memperbaiki pelayanan homestay, mempromosikan desa wisatanya dengan digital marketing dan media sosial, belajar mengelola keuangan, menyusun paket wisata yang menarik, hingga menyiapkan oleh-oleh bagi wisatawan.
Jika sebelumnya wisatawan hanya datang sekedar camping, tubing, atau berselfie ria di curug saja, nantinya diharapkan waktu kunjungan semakin panjang seiring dengan makin banyaknya atraksi wisata yang bisa dinikmati.

Desa Wisata Wates Jaya merupakan penghasil tanaman obat kumis kucing, rempah kapolaga, dan juga kopi. Di waktu panen kopi, pengunjung bisa menyaksikan bagaimana penduduk setempat mengolah kopi secara tradisional.

Kopi asli Desa Wates Jaya juga kaya rasa. Jika beruntung kita bisa menikmatinya di saat ada acara bakar jagung. Kuliner khas Lengkong juga hampir sama dengan kuliner Sunda di tempat lainnya, yang populer saat ini adalah liwetan khas Sunda yang disajikan dengan sambal yang nendang.

Di desa ini, kita juga masih bisa menemukan kue-kue khas yang biasa disajikan ibu-ibu di desa-desa wilayah kabupaten Bogor pada umumnya, mulai dari kue ali atau kue cincin, enyek-enyek, rengginang dan renggining, dodol, getuk, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pendeknya, banyak hal menarik yang bisa kita temukan di Kampung Lengkong, Desa Wates Jawa, Cigombong, Bogor ini. Mari mampir, mumpung belum terlalu banyak pengunjungnya …. Karena di masa pandemi ini, mengunjungi tempat wisata yang masih agak sepi justru jauh lebih aman bukan? IN